COINSMONEDES — Untuk meningkatkan nilai transaksi, Bank Indonesia (BI) tampaknya secara bertahap mempermudah penggunaan fitur Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).
Bi telah meluncurkan fitur QRIS berbasis Near Field Communication (NFC), juga dikenal sebagai QRIS Tap, yang jauh berkembang dari fitur awal QRIS yang berupa kode QR statis.
Diharapkan perluasan fitur QRIS ini akan meningkatkan nilai transaksi dan inklusi, menurut Dicky Kartikoyono, Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI. BI memiliki rencana untuk mencapai target nilai transaksi QRIS dalam beberapa tahun mendatang.
Menurut Buku Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2024, BI memperkirakan nilai transaksi QRIS akan mencapai Rp 750,3 triliun hingga 2027, dengan pertumbuhan rata-rata tahunan sebesar Rp 97 triliun.
Menurut Dicky, nilai transaksi QRIS rata-rata per tahun berkisar antara Rp 86 triliun hingga Rp 90 triliun. Dengan adanya QRIS Tap, dia optimistis bahwa nilai transaksi tahunan setidaknya akan berada di kisaran Rp 90 triliun hingga Rp 95 triliun.
“Dengan adanya teknologi yang asumsinya cepat di perkotaan, transportasi, ini akan naik penggunanya,” kata Dicky pada Jumat (14/3).
Namun, pada tahap awal, sekitar 2.353 penjual dari bidang ritel, transportasi, kesehatan, dan pendidikan akan menggunakan QRIS Tap secara bertahap.
Dicky menjelaskan bahwa penggunaan QRIS Tap ini hanya dapat dilakukan pada handphone Android, bukan pada sistem Apple karena kebijakan Apple yang melarang akses tidak langsung untuk membantu sistem pembayaran.
Menurutnya, “Yang pasti sekarang mereka belum memberikan izin atau konsen untuk digunakan sebagai pembayaran di Indonesia.”
Menurut Santoso Liem, Ketua Umum Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI), kehadiran QRIS Tap ini telah mengubah sistem pembayaran di tanah air. Dalam hal ini, ia menyatakan bahwa Penyedia Jasa Pembayaran (PJP) bersedia menerima digitalisasi sistem pembayaran.
Saat ini, hanya ada 15 PJP yang dapat digunakan untuk QRIS Tap. PJP ini berasal dari berbagai bank dan lembaga keuangan non-bank, seperti BCA, BRI, BNI, Bank Mega, CIMB Niaga, Mandiri, Gopay, ShopeePay, Dana, Bank DKI, Permata Bank, Bank Sinarmas, Bank BPD Bali, Nobu Bank, dan Netzme.
Namun, Santoso menyatakan bahwa asosiasi memiliki tanggung jawab untuk mendorong semua PJP untuk memiliki fitur ini. Saat ini, ada sekitar 257 PJP, dari bank hingga lembaga keuangan nonbank.
Santoso menyatakan bahwa mereka akan terus memperluas semua PJP yang diharapkan dapat memberikan layanan QR Tap ini.
SUMBER KEUANGAN.KONTAN.CO.ID : QRIS Tap Diluncurkan, Simak Potensi Nilai Transaksinya